makalah
|
Manusia
& Pandangan Hidup
|
ILMU BUDAYA DASAR
|
NAMA KELOMPOK:
ADHI ANGGRA KUSUMA PUTRA
(10516128)
JESICA WIDIANINGTYAS
(13516707)
RAIHANI HAURANNISA
(16516017)
|
KELAS : 1 PA 15
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, January 2017
Penyusun
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
BAB
I
I.I LATAR BELAKANG MASALAH
I.II RUMUSAN MASALAH
I.III TUJUAN PENULISAN
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
III.I KESIMPULAN
III.II SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam hidup ini, pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun akan datang. Pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia, karena tidak ada seorangpun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun tingkahnya berbeda-beda.
Menurut Koentjaraningrat, pandangan
hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara
selektif oleh para individu dan golongan didalam masyarakat. Pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup, semuanya itu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan.
Dalam hidup ini kita sangat membutuhkan
pandangan hidup, karena pandangan hidup akan mengacu kita pada kehidupan yang
lebih baik dan memotifikasi kita untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan.
PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
2.1 PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP (1)
Pandangan hidup artinya pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, dan petunjuk hidup
dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan
pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup merupakan suatu dasar
atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup
ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Pandangan hidup juga sering disebut juga
filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran. Sedangkan kebenaran dapat di capai oleh siapa
saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu diiliki oleh
semua orang dan semua golongan.
Dengan peranan pandangan hidup seseorang
pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang dengan memegang teguh
pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya.
Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangn dan gangguan,
serta kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang yang selalu ingat, taat
kepada sang pencipta bila sedang dalam kesulitan. Namun bila manusia sedang
dalam keadaan senang, bahagia, serta berkecukupan, mereka lupa akan pandangan
hidup yang diikutinya dan berkurang rasa
pengabdianya kepada sang pencipta.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Kurangnya
penghayatan pandangan hidup yang diyakini
2. Kurangnya
keyakinan pandangan hidup
3. Kurang
memahami nilai dan tuntutan yang terkandung
dalam pandangan hidupnya
4. Kurang
mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam
pandangan hidupnya
5. Atau
sengaja melupakanya demi kebutuhan diri sendiri
Pandangan hidup tidak sama dengan cita
cita, sekalipun demikian, pandangan erat sekali kaitanya dengan cita cita.
Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan
cita cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
2.1.1MACAM MACAM SUMBER PANDANGAN HIDUP
Pandangan
hidup dapat diklarifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam:
1. Pandangan
hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenaranya
2. Pandangan
hidup yang berupa ideologi yang di sesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada
negara tersebut
3. Pandangan
hidup hasil dari renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenaranya
2.1.2 UNSUR UNSUR PANDANGAN HIDUP
1. Cita
cita
2. Kebajikan
3. Usaha
4. Keyakinan
dan kepercayaan
2.2 IDEOLOGI
Menurut
William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959) ideologi
mengandung dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau
usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk kegiatan.
2) Pembenaran intelektual untuk seperangka
norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi
merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan
petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga
unsur, yaitu:
a) Pandangan hidup (world view)
b) Nilai-nilai (value)
c) Norma-norma (lenski, 1974)
Pandangan
ini menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi.
Kebudayaan dapat membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa
(why) tentang sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat
mengepresikan hasil kebudayaan untuk
mencapai beberapa pengertian. Dalam kenyataan ternyata ilmu pengetahuan mampu
menjawap pertanyaan mengapa (why)-nya sesuatu, tetapi sekaligus mengundang
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya.
Pada
abad ke-18 dan pada awal ke-20 banyak orang berfikir bahwa ilmu
pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan ideologi (termasuk pandangan
hidup) dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab pandangan hidup.
Sudah mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala sesuatu, bahkan
mendidik pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah kemudahan dalam rumuskan
pandangan hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak dapat menghasilkan
kreasinya, dalam kenyataan ia menghindar dari soal-soal yang berdasar tentang
realitas.
Dalam
ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai.
Hanya yang penting ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup.
Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau
rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan;
pandangan hidup memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari
uraian diatas, nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan
hidup. Ideologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Ideologi
digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara, ideologi
masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi
dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau
golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.
2.2.1 MACAM-MACAM IDEOLOGI
Ideologi ada 2, yaitu :
Ideologi
Hukum, adalah rincian dari keseluruhan orang dan masyarakat yang dapat
memberikan dasar atau legitimasi bagi keberadaan lembaga-lembaga yang akan
datang, system hukum atau bagian dari sistem hukum.
Ideologi
politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma, kepercayaan dan
keyakinan, yang dimiliki seorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia
menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
yang menentukan tingkah laku politiknya.
2.3 CITA
CITA
Pandangan
hidup terdiri atas cita cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita cita, kebajikan,
dan sikap hidup itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kehidupanya manusia tidak dapat melepas
diri dari cita-cita, kebijakan, dan sikap hidup.
Cita-cita
itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita
sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau
harapan. Cinta-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita
menandakan kedinamikan manusia.
Ada
3 kategori keadaan hati seseorang, yakni lunak, keras, dan lemah. Seperti:
1. Orang
yang berhati keras
Biasanya
tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan
rintangan, tantangan, dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati
keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses
2. Orang
yang berhati lunak
Biasanya
dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena biarpun lambat, ia akan
berhasil juga mencapai cita-citanya.
3. Orang
yang berhati lemah
Biasanya
mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan
cepat-cepat ia mengganti haluan dan berganti keinginan.
2.3.1 CONTOH CITA-CITA
Contoh
dari cita-cita adalah sebagai berikut, misalnya saja ada seorang anak kecil
yang bercita-cita sebagai seorang dokter, maka untuk mewujudkannya ia harus
bekerja keras agar cita-citanya dapat tercipta.
2.4KEBAJIKAN
Kebajikan
atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai
dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik dan mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus
melihat dari 3 segi, yaitu:
1. Manusia sebagai pribadi
Yang
menentukan baik buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan
dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu
merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang
baik, namun manusia sering kali tidak mau mendengarkan.
2. Manusia sebagai anggota
masyarakat
Yang
menentukan baik buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia
adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai
anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakkatan.
3. Manusia sebagai mahluk
tuhan
Manusiapun
harus mendengarkan suara hati tuhan. Suara tuhan selalu membisikan agar manusia
berbuat baik dan mengelakan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur
perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara tuhan atau kehendak
tuhan. Kehendak tuhan berbentuk hukum
tuhan atau hukum agama.
Namun
ada juga kebaikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebaikan. Kebaikan
semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik yang bermaksud
mencari keuntungan diri sendiri
2.4.1
MAKNA KEBAJIKAN
Atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik Manusia adalah seorang
pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia merupakan mahluk
sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling
mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku
setiap orang ada tiga hal:
1.
Pertama faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
2.
Faktor kedua yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment).
3.
Faktor ketiga yang
menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah
diperoleh.
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku
1.
Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah
corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh factor yang ada dalam dirinya.
Faktor-faktor intern yang dimaksud adalah :
a. Jenis Ras atau Keturunan
Setiap ras yang
ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini
berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku
ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam
kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong,
agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula
beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan
perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan
pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa
dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian
tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang
laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer
Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya.
Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis.
Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak
teman.
d. Kepribadian
Kepribadian
adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.
Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh
terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensi
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan
bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut,
tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang
dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang
dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil
keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu
latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus,
misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
2. Faktor
Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari
proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang
berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
b. Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan
nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
a. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan
orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa
dengan tingkah laku orang Papua.
b. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk
mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan
lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha
menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
c. Sosial
Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Perkembangan individu akan ditentukan oleh factor
pembawaan (dasar) atau factor endogen, maupun factor keadaan (lingkungan) atau
factor eksogen[1].
Faktor Endogen merupakan factor yang dibawa oleh
individu sejak dalam kandungan hingga kelahiran. Jadi faktor endogen bisa juga
disebut sebagai faktor keturunan atau faktor pembawaan. Faktor
endogen yang dibawa oleh individu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya.
Sewaktu individu lahir telah ada sifat-sifat tertentu dalam
dirinya terutama sifat-sifat yang berhubungan dengan faktor Kejasmanian, misalnya bagaimana kulitnya apakah
hitam,putih, atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Sifat ini merupakan
sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Disamping itu individu juga
punya sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya dengan keadaan
jasmani yaitu tempramen.
Tempramen merupakan sifat pembawaan yang hubungannya
erat dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan
fungsi-fungsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain
yang terdapat dalam diri manusia.
Ada beberapa tipe tempramen dari manusia yaitu :
a. Sanguinikus
b. Flegmatikus
c. Cholerikus
d. Melancholikus
Tempramen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter
atau watak merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang Nampak dari
perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil pembawaan dan lingkungan. Sebagai hasil
pembawaan dan lingkungan. Tempramen pada umumnya bersifat konstan, sedangkan
watak lebih bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai pengaruh
lingkungan.
Faktor eksogen merupakan faktor yang datang dari luar
diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman,alam sekitar, pendidikan dan
sebagainya. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat pasif, dalam arti bahwa
lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada individu. Lingkungan
memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu.
Bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh
lingkungan tergantung kepada individu yang bersangkutan.
2.6 USAHA
Kerja
keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha. Perjuangan untuk hidup dan ini
adalah kodrat manusia. Tanpa usaha manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila
manusia ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar, dan mengikuti semua
ketentuan akademik.
Kerja
keras itu dapat dilakukan dengan otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya
daripadajasmani/tenaga. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaga
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan tidak
mempunyai harkat dan martabat.
2.7
KEPERCAYAAN ATAU KEYAKINAN
Dilihat
dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya, sungguh-sungguh. Percaya berbeda dengan
keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada diatas istilah kepercayaan. Dan
keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio)
dan keyakinan menerima dengan akal.
Dalam
kehidupan, manusia mempunya banyak keyakinan atas sesuatu hal. Dengan keyakinan
inilah, kemudian manusia bertindak sebagai mahluk budaya. Keyakinan yang
dimiliki manusia bisa berwujud macam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu
berarti meyakini secara pasti dan benar bahwa allah adalah sang maha pencipta.
Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam
menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan , kehidupan akan diliputi oleh bimbang.
2.8 MACAM-MACAM FILSAFAT
Menurut Prof.Dr.
Harun Nasution ada 3 aliran filsafat :
a. Aliran
Naturaisme : Hidup manusia di hubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan
kekuatan tertingi. kekuatan gaib itu dari Tuhan.
b. Aliran
Intelektualisme
Dasar aliran ini
adalah logika/akal. Manusia mengutamakan akal dengan akal manusia berfikir.
c. Aliran
gabungan, Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal.
2.9 LANGKAH
LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Akal
dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan dengan mahluk lainya yaitu satu diantaranya yaitu pandangan hidup.
Disatu pihak manusia menyadari bahwa diirnya lemah, dipihak lain manusia
menyadari kehidupanya lebih kompleks.
Kesadaran
akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan
kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman yang selalu
mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non fiisik. Seperti penyakit, bencana
alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain
itu manusia sadar pula bahwa kehidupanya itu lain bila dibandingkan dengan
kehidupan mahluk lain. Sadar pula bahwa dibalik kehidupan ini ada kehidupan
lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi bahwa kehidupan lain itu
bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Perlu
kita sadari bahwa baik tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu kebutuhan.
Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya. Melainkan
kebutuhan yang terus menerus akan abadi. Sebab setap saat kita memerlukan
perlindungan allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti
3.1 Kesimpulan
Pandangan
hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya. Setiap orang memiliki
pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan
hidup manusia berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita
merupakan pandangan hidup di masa yang akan datang. kebajikan secara nyata dan
dapat dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku
manusia sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena
wujudnya dapat dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada
pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang
berbeda dari orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan
pengalaman. Dalam setiap perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku
dalam masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan
tentram.
3.2 Saran
Melalui
kesempatan ini ada beberapa saran yang akan kami sampaikan, saran tersebut
sebagai berikut:
1. Tanamkan
pandangan hidup atau prinsip hidup pada anak sejak dini agar mereka kelak
menjadi manusia yang bijak dan berwatak mulia.
2. Baiknya seorang manusia memegang teguh
pandangan hidup yang dimilikinya agar dalam kehidupannya selalu melakukan
kebajikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar